Kamis, 15 Desember 2011

Observasi Inovasi Pembelajaran


TUGAS INOVASI PEMBELAJARAN
PGSD Semester V/Kelas C

A.   Laporan Hasil Observasi
Tugas Inovasi Pembelajaran ini yaitu dilakukan dengan observasi yang kami lakukan di SD Negeri Yosodipuro Surakarta selam. Observasi yang kami lakukan itu dengan metode wawancara dimana objek wawancara yaitu guru dan anak didik. Sasaran observasi kelas 1 dan kelas 5. Kelas 1 mewakili kelas rendah dan kelas 5 mewakili kelas atas. Hasil observasi akan membuktikan ada tidaknya inovasi pembelajaran di SD tersebut. Observasi kami lakukan dalam satu kali pertemuan pada tanggal 2 Oktober 2009.
Data yang kami dapatkan ialah dari beberapa pertanyaan yang sudah disiapkan oleh kelompok kami. Pertanyaan yang kami siapkan adalah yang bersinggungan dengan Inovasi dalam proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar).
Pertanyaan pertama berkaitan tentang kendala yang ada dalam proses KBM. Pada kelas 1 anak kurang berani bertanya. Solusi yang diambil guru pertama guru memberikan tugas pada siswa untuk membuat pertanyaan dengan jawaban yang sudah ditentukan guru. Misalnya jawaban “TOPI” kemudian anak dengan kreasinya masing-masing membuat berbagai pertanyaan seperti “ apa yang dipakai di kepala?”. Kesulitan yang dialami kelas 5 adalah kurangnya daya serap anak dalam mata pelajaran MATEMATIKA. Solusi yang dilakukan guru adalah pertama guru memberikan bimbingan secara khusus pada anak yang kurang memahami materi ajar, kedua guru memberikan pengayaan berupa”mencongak” untuk menstimulasi anak menghafal perkalian (berhitung) pada pagi awal pembelajaran yang dikenal dengan istilah “SARAPAN PAGI”.
Pertanyaan kedua berkaitan dengan solusi tentang berbagai permasalahan yang dialami anak. Disisni peran guru diharuskan untuk kreatif dan inovatif supaya kesulitan anak bisa diidentifikasi dan diatasi. Misalnya dengan memberlakukan metode Tanya jawab, sehingga dapat diketahui anak yang paham dan anak yang tidak paham.
Pada pertanyaan yang ketiga berkaitan dengan pendekatan dan metode yang dipakai guru selama KBM. Pendekatan yang dipakai secara umum sama dalam setiap kelasnya yaitu menggunakan pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan). Sedangkan metode yang dipakai juga hampir sama yaitu Tanya jawab, ceramah, diskusi, observasi, tugas kelompok, kontekstual learning(pengenalan lingkungan), kooperatif learning(belajar kelompok), serta campuran. Metode yang dipakai disesuaikan dengan materi yang ada.
Pertanyaan yang keempat berkaitan dengan contoh konkret inovasi pembelajaran yang ada dan diberlakukan di kelas. Kelas 1 contoh Inovasinya adalah guru selalu menanyakan apa saja yang dirasakan atau dilakukan  oleh anak misalnya “apa yang baru dibeli anak?, apa yang dirasakan anak pada waktu belajar dikelas?, apa yang harus dipakai pada hari senin?”. Kemudian anak disuruh mencari tulisan atau menulis dan membaca sendiri dengan didampingi guru, hal ini dilakukan untuk menambah kosakata anak. Yang dilakukan guru ini adalah contoh inovasi dari pembelajaran tematik. Pada kelas 5 Inovasi yang diberlakukan misalnya pada mata pelajaran yang membutuhkan alat peraga guru bisa dibantu dengan alat peraga, alat peraga bisa disediakan dari sekolah serta bisa anak yang membuat sendiri “alat peraga sederhana”. Misalnya mata pelajaran IPA dengan materi udara anak disuruh untuk membuat kincir angin sendiri dari kertas, mata pelajaran Matematika dengan kartu bilangan, serta dengan “sarapan pagi” setiap pagi anak juga dibiasakan menghafal berhitung dengan Tanya jawab”mencongak”. Menyertakan nyanyian pada setiap pembelajaran juga biasa dilakukan guru dengan tujuan supaya anak tertarik dan tidak bosan, contohnya mata pelajaran IPA materi hujan, guru menyanyikan lagu tik-tik-tik bunyi hujan.
Pertanyaan kelima berkaitan dengan hasil dari inovasi yang dilakukan guru. Selama kurun waktu tiga bulan ini hasil dari KBM yang dilakukan guru lebih baik dengan timbulnya semangat dan motivasi siswa mengikuti pembelajaran, pembelajaran juga terkesan tidak monoton, anak tidak lagi menjadi objek pembelajaran tapi juga sebagai subjek pembelajaran, kemampuan anak tidak hanya verbalisme (memahami dari membaca) tapi juga memahami secara konkret apa yang dipelajari (karena bersinggungan langsung dengan lingkungan) .  Hal ini tidak jauh beda antara kelas bawah dan kelas atas.
Pertanyaan keenam berkaitan dengan pengaruh inovasi bagi guru. Dengan diberlakukannya pendekatan PAIKEM di sekolah ini, maka guru yang mengajar juga berusaha lebih kreatif dan inovatif agar hasil pembelajaran maksimal. Hal ini ditunjang dengan berbagai kerja sama antar guru kelas dan mata pelajaran. Untuk mengembangkan kreativitas guru secara periodik ada guru yang didelegasikan untuk menghadiri pelatihan atau diklat(pendidikan dan pelatihan), serta KKG (Kelompok Kerja Guru) dan Pertemuan rutin setiap hari Sabtu. Oleh karena itu segala kesulitan yang dialami guru dapat diatasi bersama, dan terdapat pembagian ilmu kepada yang guru satu dengan guru yang lain.
Dari hasil observasi yang kami lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pada SD Negeri Yosodipuro terdapat Inovasi Pembelajaran dari kelas rendah sampai kelas atas. Inovasi Pebelajaran yang dilakukan membuktikan kualitas hasil belajar anak lebih baik daripada pembelajaran yang biasa (monoton).


B.   Data Dokumentasi
Gb 1. Identitas SD Negeri Yosodipuro Surakarta.

Gb 2. Proses Pembelajaran Kelas 5 SD Negeri Yosodipuro.

Surakarta, 2 Oktober 2009
Kepala Sekolah SD Negeri Yosodipuro

                                                                                               Siti Irianingsih, S,Pd

Kelompok  2:
1.     Ervina Wahyuningsih              A 510070045
2.     Ibnu Taqama Zainal                A 510070115
3.     Nunik Dewi Nusandari            A 510070136
4.     Wachid Oktaviarto                  A510070149
5.      Devi  Akbar Anggana              A 510070158