Sebaik - baik manusia Tausyiah Aa Gym
Uncategorized category
SEBAIK-BAIK MANUSIA Ternyata derajat kemuliaan seseorang dapat
dilihat dari sejauh mana diri punya nilai manfaat bagi orang lain.
Rasulullah SAW bersabda “Khairunnas anfa’uhum linnas” “Sebaik-baik
manusia diantaramu adl yg paling banyak mamfaat bagi orang lain.” Hadits
ini seakan-akan mengatakan bahwa jikalau ingin mengukur sejauh mana
derajat kemuliaan akhlak kita maka ukurlah sejauh mana nilai manfaat
diri ini? Istilah Emha Ainun Nadjib- tanyakanlah pada diri ini apakah
kita ini manusia wajib sunat mubah makruh atau malah manusia haram? Apa
itu manusia wajib? Manusia wajib ditandai jikalau keberadan sangat
dirindukan sangat bermamfat perilaku membuat hati orang di sekitar
tercuri. Tanda-tanda yg nampak dari seorang manusia wajib diantara dia
seorang pemalu jarang mengganggu orang lain sehingga orang lain merasa
aman darinya. Perilaku keseharian lbh banyak kebaikannya. Ucapan
senantiasa terpelihara ia hemat betul kata-kata sehingga lbh banyak
berbuat daripada berbicara. Sedikit kesalahan tak suka mencampuri yg
bukan urusan dan sangat ni’mat kalau berbuat kebaikan. Hari-hari tak
lepas dari menjaga silaturahmi sikap penuh wibawa penyabar selalu
berterima kasih penyantun lemah lembut bisa menahan dan mengendalikan
diri serta penuh kasih sayang.
Bukan kebiasaan bagi yg akhlak
baik itu perilaku melaknat memaki-maki memfitnah menggunjing bersikap
tergesa-gesa dengki bakhil ataupun menghasut. Justru ia selalu berwajah
cerah ramah tamah mencintai krn Allah membenci krn Allah dan marah pun
krn Allah SWT subhanallaah demikian indah hidupnya.
Karena
siapapun di dekat pastilah akan tercuri hatinya. Kata-kata akan
senantiasa terngiang-ngiang. Keramahan pun benar-benar menjadi penyejuk
bagi hati yg sedang membara. Jikalau saja orang yg berakhlak mulia ini
tak ada maka siapapun akan merasa kehilangan akan terasa ada sesuatu yg
kosong di rongga qolbu ini. Orang yg wajib ada pasti penuh mamfaat.
Begitulah kurang lebih perwujudan akhlak yg baik dan ternyata ia hanya
akan lahir dari semburat kepribadian yg baik pula.
Orang yg
sunah keberadaan bermanfaat tetapi kalau pun tak ada tak tercuri hati
kita. Tidak ada rongga kosong akibat rasa kehilangan. Hal ini terjadi
mungkin krn kedalaman dan ketulusan amal belum dari lubuk hati yang
paling dalam. Karena hati akan tersentuh oleh hati lagi. Seperti hal
kalau kita berjumpa dgn orang yg berhati tulus perilaku benar-benar akan
meresap masuk ke rongga qolbu siapapun.
Orang yg mubah ada tak
ada tak berpengaruh. Di kantor kerja atau bolos sama saja. Seorang
pemuda yg ketika ada di rumah keadaan menjadi berantakan dan kalau tak
adapun tetap berantakan. Inilah pemuda yg mubah. Ada dan tiada tak
membawa manfaat tak juga membawa mudharat.
Adapun orang yg
makruh keberadan justru membawa mudharat. Kalau dia tak ada tak
berpengaruh. Arti kalau dia datang ke suatu tempat maka orang merasa
bosan atau tak senang. Misal ada seorang ayah sebelum pulang dari kantor
suasana rumah sangat tenang tetapi ketika klakson dibunyikan tanda sang
ayah sudah datang anak-anak malah lari ke tetangga ibu cemas dan
pembantu pun sangat gelisah. Inilah seorang ayah yg keberadaan
menimbulkan masalah.
Lain lagi dgn orang bertipe haram
keberadaan malah dianggap menjadi musibah sedangkan ketiadaan justru
disyukuri. Jika dia pergi ke kantor perlengkapan kantor pada hilang maka
ketika orang ini dipecat semua karyawan yg ada malah mensyukurinya.
Masya Allah tak ada salah kita merenung sejenak tanyakan pada diri ini
apakah kita ini anak yg menguntungkan orang tua atau hanya jadi benalu
saja? Masyarakat merasa mendapat manfaat tak dgn kehadiran kita? Ada
kita di masyarakat sebagai manusia apa wajib sunah mubah makruh atau
haram? Kenapa tiap kita masuk ruangan teman-teman malah pada menjauhi
apakah krn perilaku sombong kita? Kepada ibu-ibu hendak tanyakan pada
diri masing-masing apakah anak-anak kita sudah merasa bangga punya ibu
seperti kita? Pu manfaat tak kita ini? Bagi ayah cobalah mengukur diri
saya ini seorang ayah atau gladiator? Saya ini seorang pejabat atau
seorang penjahat? Kepada para mubaligh harus berta benarkah kita
menyampaikan kebenaran atau hanya mencari penghargaan dan popularitas
saja? {Sumber : Tabloid MQ EDISI 01/TH.II/MEI 2001}
sumber : file chm bundel Tausyiah Manajemen Qolbu Aa Gym