Salah satu buku yang memberi saya inspirasi bagaimana cara
mengajar dan mendidik anak . kisah non fiksi tapi Alhamdulillah bermanfaat sekali…
Guru-guru di sekolah , menganggap Totto-chan nakal . Padahal
gadis cilik periang itu hanya memiliki keingin tahuan yang besar.
Totto-chan pun dikeluarkan dan sekolah dengan alasan selalu membuat
keributan di kelas . Seperti memanggil para pemusik jalanan yang
langsung membuat para murid ribut , hingga masalah laci Totto-chan yang
selalu dibuka tutup ratusan kali.
Mama Totto Chan tidak bisa berbuat apa-apa selain menyekolahkan
anaknya ke sekolah lain tanpa memberitahu apa yang terjadi padanya .
Mama pun mendaftarkan Totto-chan ke sekolah Tomoe Gakuen . Totto-chan
girang sekali, di sekolah itu para murid belajar di gerbong kereta yang
dijadikan kelas. Ia bisa belajar sambil menikmati pemandangan di luar
gerbong seolah-olah ia sedang melakukan perjalanan.
Di sekolah Tomoe , para murid bebas memilih urutan pelajaran yang
mereka sukai. Ada yang memulai hari dengan belajar fisika, ada yang
menggambar dahulu, ada yang ingin belajar bahasa dahulu. Totto-chan
tidak hanya belajar fisika, berhitung, musik, bahasa dan lain-lain di
sana. Ia juga mendapatkan pelajaran berharga tentang persahabatan, rasa
hormat dan menghargai orang lain, serta kebebasan menjadi diri sendiri.
Kepala sekolah juga menetapkan makan siang dengan membawa “sesuatu dari
laut dan sesuatu dari gunung”. Karena sekolah itu begitu unik,
Totto-chan pun merasa betah.
Hari demi hari dilewati Totto-chan dengan kegembiraan dan peristiwa
yang tak terduga. Sampai-sampai ia dan juga anak lainnya tidak menyadari
bahwa Perang Pasifik sudah pecah . Sampai kemudian , perang dan segala
kengeriannya telah mulai terasa di kehidupan Totto – chan dan
keluarganya . Setiap hari, para pria dan pemuda di sekitar tempat
Totto-chan dikirim pergi untuk berperang.
Hingga beberapa hari kemudian , Sekolah Tomoe terbakar! Semuanya
terjadi pada malam hari . Banyak bom yang dijatuhkan pesawat B29 menimpa
gerbong-gerbong keias . Sekolah Tomoe sudah tak ada. Api berkobar
menghancurkan semuanya . Totto-chan tak pernah tahu bagaimana perasaan
kepala sekolah saat melihatnya
, tapi yang ia tahu hatinya merasa sesak saat tahu keinginannya untuk menjadi guru di Tomoe teiah hancur.
Judul: Totto – chan ‘Gadis Cilik di Jendela’
Penerbit: Gramedia Pustaka
Pengarang: Tetsuko Kuroyanagi
Tahun Terbit: 2003
Halaman: 272
Bagus deh novelnya karena novel itu kisah nyata dari Tetsuko
Kuroyanagi. Ada beberapa pelajaran yang bisa saya ambil dari novel
tersebut:
- Setiap anak itu unik, antara anak yang satu dengan anak yang lain
mempunyai bakat, kemampuan serta daya tangkap yang berbeda. Alangkah
bijaksananya jika para pendidik dan para orang tua bisa memahami
karakter masing-masing anak. (Tapi sulit juga ya bagi para guru, dalam
satu kelas harus mengajar 30 – 40 siswa dengan materi yang sudah
ditarget, akhirnya dipukul rata deh kemampuannya)
- Jangan men-CAP anak yang “aktif” dengan cap “BANDEL”, “NAKAL” dan
kata-kata lain yang menjatuhkan karena anak akan mengingat terus cap
tersebut dan lama kelamaan bisa tertanam dalam diri mereka sehingga
mereka sulit untuk berubah menjadi lebih baik. Selain itu, kata-kata
bisa menjadi do’a, kalau kita ngatain anak kita “nakal” maka
jangan kaget ketika suatu saat ia benar-benar nakal. Maka gantilah
cap-cap jelek itu dengan kata-kata yang baik dan mengandung motivasi
seperti “Adek anak baik kan?”, “Mas anak rajin kan?”, “Kakak pasti bisa! Kakak kan pinter…”
- Menciptakan zona nyaman dalam belajar. Anak akan merasa nyaman
ketika orang-orang di sekelilingnya menyayangi dan memperhatikan mereka.
Cara penyampaian mengajar pun mempengaruhi kenyamanan anak dalam
belajar. Anak akan takut ketika gurunya mengajar dengan wajah “angker”
tanpa senyum, galak dan memarahi anak ketika ditanya tidak bisa atau
memarahi anak yang bertanya karena tidak paham-paham. Kalau seperti itu
materi pelajaran tidak bisa terserap dengan baik. Gimana mau terserap
kalau tiap pelajaran deg-deg an ketakutan terus. (pengalaman pribadi
saat masih kecil :p, pengalaman adek-adek les juga ding kalau mereka
curhat tentang gurunya)
- Usahakan jangan terlalu memaksakan kehendak pada anak saat
mendampingi mereka belajar. Pemaksaan yang berlebihan membuat anak cepat
bosan, jengkel dan “trauma” untuk belajar. Ikuti saja apa kemauan
mereka tetapi tetap dalam batas-batas yang wajar,contohnya: si A ingin
belajar matematika dulu, si B ingin didikte IPA, si C mau membaca sambil
tiduran di lantai, si D minta dibuatin soal di bukunya, si E maunya
mainan aja. Si A, B, C, D oke tidak masalah tapi kalau si E ini harus
diberi pengertian supaya mau belajar.
Saya sudah coba aplikasikan dan hasilnya…Alhamdulillah.. senang rasanya melihat mereka
belajar dengan riang
dan tanpa tekanan yang membebadi mereka malah sangat mungkin hal tersebut memacu mereka untuk belajar. Hehehehe ... so beautiful so good ^_^
Edisi Kedua sudah ada lho ..
Judul: Totto – chan ‘& Children’
Penerbit: Gramedia Pustaka
Pengarang: Tetsuko Kuroyanagi
Harga : Rp 50.000,00