BACK TO AL-QUR’AN: MOZART TERNYATA TIDAK MEMBUAT CERDAS!
Baru-baru ini saya dikagetkan oleh sebuah fakta baru penelitian bahwa ternyata musik klasik tidak memiliki pengaruh apapun terhadap kemampuan kognitif seorang anak.
Itu artinya, mendengarkan musik klasik tidak mencerdaskan anak
sebagaimana yang selama ini kita tahu. Selama lebih dari 15 tahun, kita
terkecoh oleh publisitas yang banyak membesar-besarkan tentang musik
klasik yang dapat memacu kecerdasan seorang anak. Dulu,
sebelum saya mengenal banyak keajaiban Al-Qur’an, saya cenderung
memegang pendapat bahwa musik klasik dapat merangsang perkembangan otak
janin dan mencerdaskan anak. Tapi, beberapa tahun kemudian, saya mulai
berpikir, jika mozart yang ciptaan manusia saja bisa mencerdaskan anak,
maka tentu Al-Qur’an yang merupakan mukjizat yang telah Allah berikan
kepada kita ini lebih dapat mencerdaskan anak.Dan ternyata itu benar.
Beberapa orang peneliti dari University of Vienna, Austria yakni Jakob Pietschnig, Martin Voracek dan Anton K. Formann dalam riset mereka yang diberi judul “Mozart Effect” mengemukakan kesalahan besar dari hasil penelitian musik yang melegenda ini.
Pietschnig
dan kawan-kawannya mengumpulkan semua pendapat dan temuan para ahli
terkait dampak musik Mozart terhadap tingkat intelegensi seseorang
kemudian mereka membuat riset terhadap 3000 partisipator. Hasilnya
ternyata sangat mengejutkan! Berdasarkan penelitian terhadap ribuan
partisipator itu, Pietschnig dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa tidak
ada stimulus atau sesuatu yang mendorong peningkatan kemampuan spasial
seseorang setelah mendengarkan musik Mozart.
Senada dengan Jacob
Pietschnig dan kawan-kawannya, sebuah tim peneliti Jerman yang terdiri
atas ilmuwan, psikolog, filsuf, pendidik, dan ahli musik mengumpulkan
berbagai literatur dan fakta mengenai efek mozart ini. Mereka
mengemukakan bahwa sangat tidak mungkin mozart dapat membuat seorang
anak menjadi jenius.
Penelitian terbaru ini membantah habis-habisan hasil riset psikolog Frances Rauscher dan rekan-rekannya di University of California
pada tahun 1993 yang mengemukakan bahwa musik Mozart ternyata dapat
meningkatkan kemampuan mengerjakan soal-soal mengenai spasial.
Wow…padahal, selama ini kita sudah terlanjur percaya pada legenda musik klasik ini, ya?
Back to Al-Qur’an
Berbeda
dengan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah mukjizat yang telah Allah jamin
kemurniannya hingga hari kiamat kelak. Ada banyak kemuliaan dan kebaikan
yang ada dalam Al-Qur’an. Salah satunya adalah Al-Qur’an dapat
merangsang perkembangan otak anak dan meningkatkan intelegensinya.
Setiap
suara atau sumber bunyi memiliki frekuensi dan panjang gelombang
tertentu. Nah, ternyata, bacaan Al-Qur’an yang dibaca dengan tartil yang
bagus dan sesuai dengan tajwid memiliki frekuensi dan panjang gelombang
yang mampu mempengaruhi otak secara positif dan mengembalikan
keseimbangan dalam tubuh.
Bacaan Al-Qur’an memiliki efek yang
sangat baik untuk tubuh, seperti; memberikan efek menenangkan,
meningkatkan kreativitas, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan
kemampuan konsentrasi, menyembuhkan berbagai penyakit, menciptakan
suasana damai dan meredakan ketegangan saraf otak, meredakan
kegelisahan, mengatasi rasa takut, memperkuat kepribadian, meningkatkan
kemampuan berbahasa, dsb.
Pada asalnya, milyaran sel saraf dalam
otak manusia bergetar secara konstan. Sel ini berisi program yang rumit
dimana milyar sel-sel di sekitar berinteraksi dalam sebuah koordinasi
yang luar biasa yang menunjukkan kebesaran Allah.
Sebelum bayi
lahir, sel-sel otaknya mulai bergetar berirama secara seimbang. Tapi
setelah kelahirannya, tindakan masing-masing akan mempengaruhi sel-sel
otak dan cara mereka bergetar. Jadi jika beberapa sel otak tidak siap
untuk mentoleransi frekuensi tinggi, ini dapat menyebabkan gangguan
dalam sistem getar otak yang pada gilirannya menyebabkan banyak penyakit
fisik dan psikologis.
Seorang peneliti bernama Enrick William
Duve menemukan bahwa otak bereaksi terhadap gelombang suara tertentu.
Dan gelombang tersebut dapat berpengaruh secara positif dan negatif.
Ketika beredar informasi bahwa musik klasik berpengaruh terhadap
perkembangan otak manusia, banyak kalangan menggunakan musik klasik
sebagai obat terapi.
Tapi, Al-Qur’an tetaplah obat yang terbaik.
Terapi dengan Al-Qur’an terbukti mampu meningkatkan kecerdasan seorang
anak, menyembuhkan berbagai penyakit, dsb. Ini dikarenakan frekuensi
gelombang bacaan Al-Qur’an memiliki kemampuan untuk memprogram ulang
sel-sel otak, meningkatkan kemampuan, serta menyeimbangkannya.
Satu
lagi, Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab, yakni bahasa yang
memiliki nilai sastra yang tinggi, dan bahasa nomor satu yang paling
sulit untuk dipelajari. Kita tahu, bahwa tidak ada satupun dari kita
yang mampu menandingi keindahan bahasa Al-Qur’an. Namun, tahukah Anda,
bahwa ternyata jika kita mampu berbahasa Arab dapat memudahkan kita
untuk menguasai bahasa asing lainnya?
Anak-anak yang terbiasa
membaca Al-Qur’an disertai dengan memahami maknanya, ternyata memiliki
kemampuan berbahasa yang lebih baik daripada anak-anak lain. Bahkan
meski bahasa tersebut masih asing, ia tidak membutuhkan waktu yang lama
untuk kemudian menguasainya, insya Allah.
Adik saya yang kedua, Alhamdulillah,
adalah seorang hafidz (penghafal Al-Qur’an). Ia berhasil menyempurnakan
hafalan 30 juz hanya dalam waktu 1,5 tahun saja. Dulu, sebelum ia
menghafal Al-Qur’an, kemampuannya biasa-biasa saja. Pintar, tapi bukan
juara kelas. Tapi, setelah ia mulai menghafalkan Al-Qur’an, kecepatan
belajar, kecepatan menghafal, serta kemampuannya menganalisis segala
sesuatunya berubah drastis. Sangat pesat, subhanallah. Ia
mengalahkan teman-teman yang dulunya berada di atasnya. Bahkan, saat ia
harus mengikuti lomba tafsir Al-Qur’an dengan bahasa Inggris tingkat
propinsi DIY pun, ia berhasil menyabet juara kedua. Padahal, sebelumnya,
kemampuan bahasa Inggrisnya pas-pasan. Tapi, kemampuannya menyerap
berbagai informasi memudahkannya dalam berbagai hal.
Janin usia 7
bulan sudah dapat merespon suara-suara di sekitar ibunya. Nah, untuk
itulah, penting bagi ibu hamil untuk banyak-banyak memperdengarkan
Al-Qur’an kepada janinnya. Kita tidak mengharapkan mereka mengerti dan
memahami apa yang kita baca. Namun, membiasakannya mendengarkan
Al-Qur’an sejak dalam kandungan, membantunya untuk tumbuh dengan
intelegensi tinggi, kemampuan berbahasa yang baik, dan kepribadian yang
baik pula.
Dari berbagai sumber.
forward from: http://www.rumahbunda.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar