Kamis, 15 Desember 2011

Filsafat Pendidikan "Lapangan Filsafat/Sudut Pandang Filsafat"

LAPANGAN FILSAFAT/ SUDUT PANDANG FILSAFAT
ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI
(Epinawey)

Seperti telah dikemukakan terdahulu, bahwa filsafat adalah berpikir radikal, sistematis, dan universal (komprehensif) tentang segala sesuatu. Jadi yang menjadi objek pemikiran filsafat itu adalah sesuatu yang ada. Karena, filsafat merupakan usaha berpikir manusia secara sistematis à maka kita perlu mensistemasikan segala sesuatu yang ada. Kita perlu mengklasifikasikan segala sesuatu yang ada.
Al-Syaibany (1979) mendefinisikan filsafat sebagai usaha mencari yang hak dan mengenai kebenaran, atau usaha untuk mengetahui sesuatu yang berwujud, atau usaha untuk mengetahui tentang nilai segala sesuatu tang mengelilingi manusia dalam alam semesta ini. Kehidupan manusia dan pencipta alam semesta, sifat-sifat dan nilai-nilai kemanusiaan. Filsafat membahas tiga persoalan pokok, yaitu : masalah wujud, masalah pengetahuan, dan masalah nilai.
Imanuel Kant mengajukan empat pokok pertanyaan yang harus dijawan oleh filsafat, yaitu :
1)      Was darf ich hoffen?              : apa yang boleh saya harapkan? àdijawab metafisika/ontologi                 
2)      Was kann ich wissen?            : apa yang dapat saya ketahui? à dijawab epistemologi
3)      Was sol lich tun?                      : apa yang harus saya perbuat? àdijawab oleh etika
4)      Was ist der mench?                 : apakah manusia itu? à dijawab oleh ontologi.
Sidi Gazalba (1973) mengemukakan bidang permasalahan filsafat yang terdiri atas :
1)      Metafisika, dengan pokok masalah : filsafat hakikat atau ontologi, filsafat alam atau kosmologi, filsafat manusia, dan filsafat ketuhanan atau teodyce..
2)      Teori Pengetahuan, yang mempersoalkan : hakikat pengetahuan, dari mana asal pengetahuan, bagaimana membentuk pengetahuan yang tepat dan yang benar, apa yang dikatakan pengetahuan yang benar, mungkinkah manusia mencapai pengetahuan yang benar dan apakah dapat diketahui manusia, serta sampai di mana batas pengetahuan manusia.
3)      Filsafat nilai, yang membicarakan:hakikat nilai, di mana letak nilai, apakah pada bendanya, atau pada perbuatannya, atau pada manusia yang menilainya, mengapa terjadi perbedaan nilai antaraseseorang dengan orang lain, siapakah yang menentukan nilai, mengapa perbedaan ruang dan waktu membawa perbedaan penilaian.
Butler (1957) mengemukakan persoalan yang dibahas dalam filsafat :
1)      Metafisika, membahas : teologi, kosmologi, dan antropologi
2)      Epistemologi, membahas : hakikat pengetahuan, sumber pengetahuan dan metode pengetahuan
3)      Aksiologi, membahas : etika dan estetika

Selanjutnya uraian berikut ini akan menjelaskan ketiga persoalan yang menjadi lapangan kajian filsafat :

A.      Pengertian Ontologi (Metafisika)
Ontologi adalah ilmu hakikat yang menyelidiki alam nyata dan bagaimana keadaan yang sebenarnya, apakah hakikat dibalik alam nyata ini. Ilmunya dibatasi pada alam nyata yang bisa ditangkap pada panca indra kita. Jadi ontologi adalah cabang dari filsafat yang persoalan pokoknya apakah kenyataan atau realita itu, dimana rumusan ini identik dengan membicarakan tentang hakikat ada/hakikat dari segala wujud yang ada.
Penyelidikannya berupa : (1) bagaimana realita yang ada ini; (2) apakah materi saja; (3) apakah wujud sesuatu ini bersifat kekal atau berubah; (4) apakah realita berbentuk satu unsur (monoisme), dua unsur (dualisme), atau banyak unsur (pluralisme).
Contoh : Ontologi  (metafisika) mencoba mencari jawaban atas pertanyaan berikut à
1.      siapakah manusia? Dari mana asalnya? Apa yang diharapkan dalam hidup ini? Apa yang akan dituju manusia?
2.      Apakah alam semesta ini terjadi dengan sendirinya atau ada yang menciptakan?
Mempelajari ontologi bagi filsafat pendidikan diperlukan untuk mengontrol secara implisit tujuan pendidikan, untuk mengetahui bagaimana dunia anak, apakah ia merupakan makhluk jasmani atau rohani saja, atau keduanya. Seorang pendidik, terutama filsof pendidikan, tidak hanya tahu tentang hakikat dunia dimana ia tinggal melainkan harus tahu juga hakikat manusia, khususnya hakikat anak. Seperti pernyataan Brubacher (1950) The educator and especially the education philosophers not only know the nature of the world in which we life and learn, but must also know the generic traits of the human learner”. Alasan pentingnya ontologi dalam pendidikan adalah karena implikasinya dalam pembentukan kurikulum sekolah yang berdasarkan pada apa yang diketahui tentang realitas, hal ini didorong oleh jenis-jenis pertanyaan yang diajukan mengenai dunia.

B.      Pengertian Epistemologi
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani Kuno, dari kata “episteme” yang berarti pengetahuan, dan “logos” yang berarti teori. Secara etimologi, epistemologi berarti teori pengetahuan.
Epistemologi adalah pengetahuan yang berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti apakah pengetahuan, cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan dan jenis-jenis pengetahuan. Dalam buku Uyoh Sadulloh (2006:85) Epistemologi merupakan pertanyaan-pertanyaan yang terfokus pada pengetahuan: pengetahuan apa yang benar? Bagaimana mengetahui itu berlangsung? Bagaimana kita mengetahui bahwa kita mengetahui? Bagaimana kita memutuskan antara dua pandangan pengetahuan yang berlawanan? Apakah kebenaran itu konstan, ataukah kebenaran itu berubah dari situasi satu ke situasi lainnya?dan pada akhirnya pengetahuan apa yang paling berharga?  à Implikasi signifikan untuk pendekatan pada kurikulum dan pengajaran.
Menurut epistemologi à setiap pengetahuan manusia merupakan hasil dari pemeriksaan dan penyelidikan benda hingga akhirnya diketahui manusia (Salam, 1988:19).
Epistemologi membahas : sumber, proses, syarat, batas fasilitas dan dan hakikat pengetahuan yang memberikan kepercayaan dan jaminan bagi guru bahwa ia memberikan kebenaran kepada murid-muridnya (M. Noor Syam,1986:32).
 Contoh : guru harus menentukan apa yang benar mengenai muatan yang akan diajarkan, kemudian guru harus memutuskan alat yang paling tepat untuk membawa muatan ini bagi siswa.
C.      Pengertian Aksiologi
secara etimologis, istilah aksiologi berasal dari bahasa Yunani Kuno, terdiri dari kata “aksios”yang berarti nilai dan kata “logos” yang berarti teori, jadi dapat secara etimologi dapat diartikan teori/ilmu tentang nilai.
Aksiologi merupakan cabang filsafat yang menguji serta membahas nilai yang baik, bagus atau indah. Menurut Jalaluddin & Abdullah Idi (2011:78) aksiologi merupakan suatu pendidikan yang menguji dan mengintegrasikan semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia. Untuk selanjutnya, nilai-nilai tersebut ditanamkan dalam kepribadian anak (M. Noor Syam,1986:95)à tercapainya tujuan pendidikan.
Pendidikan secara langsung berkaitan dengan nilai. Berdasarkan nilai tersebut, pendidikan dapat menentukan tujuan, motivasi, kurikulum, metode belajar, dsb. Pendidikan terlebih dahulu harus menentukan nilai mana yang akan dianut sebelum menentukan kegiatannya à Pembahasan nilai-nilai pendidikan terletak pada rumusan dan uraian TUJUAN PENDIDIKAN.
Contoh pertanyaan aksiologis yang harus dijawab guru : nilai-nilai apakah yang guru kenalkan pada siswa untuk diadopsi? Nilai apakah yang dipegang oleh orang yang benar-benar terdidik? 

*** Good Luck to Study***

Daftar Pustaka:

Sadulloh, Uyoh.2006.Pengantar Filsafat Pendidikan.Bandung:Alfabeta
Jalaluddin dan Idi, Abdullah.2011.Filsafat Pendidikan.Jakarta:Raja Grafindo Persada
Tafsir, Ahmad.2010.Filsafat Ilmu.Bandung:Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar